BISNIS PLAN
“KUTA I-BAMI”
(COOKIES
TULANG IKAN BANDENG DENGAN BUAH CERMAI)
BIDANG
USAHA KULINER
Diusulkan Oleh:
Retno Kumala Anggraini 135080407113004 – Tahun Angkatan 2013
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012
1.Judul Program Kewirusahaan : KUTA
I-BAMI (COOKIES TULANG IKAN BANDENG DENGAN BUAH CERMAI)
2. Bidang Usaha : Kuliner
3. Ketua Pelaksana : Retno Kumala Anggraini
a. Nama Lengkap : Retno Kumala Anggraini
b. NIM : 135080407113004
c. Jurusan : Agrobisnis
Perikanan
d. Fakultas : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
e. Tahun Angkatan : 2013
f. Nama Perguruan Tinggi : Universitas Brawijaya
g. Alamat Rumah : JL. Rondo Kuning 001 RW 001Dusun Gaden , Desa Sukomulyo Kecamatan Pajarakan, Kab XXXXXX
h. No. Telp. : 083833329XXX
i. Email : nennie_22@yahoo.co.id
4. Anggota Pelaksana : 1 Orang.
Kediri,5 Desember2013
Menyetujui
Ketua Jurusan Ketua
Pelaksana
( Riski Agung Lestariadi, S.Pi )
(
Retno Kumala Anggraini )
NIP. 19800807 200604 1 002
NIM. 135080407113004
BAB I
RENCANA
BISNIS
I.I. Latar Belakang
Kue kering adalah istilah
yang sering di gunakan untuk kue yang bertekstur keras namun renyah
yang memiliki kadar air yang sangat rendah karena dibuat dengan cara di oven.
Kue kering memiliki daya tahan yang cukup lama, Bahan yang umum digunakan utuk
pembuatan kue kering diantaranya tepung beras, tepung ketan, terigu ataupun
sagu, Kue kering yang dioven biasanya di sebut cookies.
Namun
seiring perkembangan zaman, cookies dapat dimodifikasi dengan limbah .Contoh
limbah pada hasil perikanan ialah Tulang ikan .Tulang ikan merupakan komponen
yang keras. Hal ini menyebabkan tulang ikan tidak mudah diuraikan oleh
dekomposer, sehingga tulang tersebut menjadi limbah. Perlu pengolahan lebih
lanjut agar limbah tulang ikan bandeng tidak menjadi sampah yang mencemari
lingkungan dan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Apalagi nilai gizi pada
tulang ikan bandeng sangat banyak karena unsur utama dari tulang ikan adalah
kalsium, fosfor, dan karbonat.
Pada
modifikasi cookies perlu adanya tambahan buah yang segar serta cocok jika
dipadu padankan. Penambahan buah pada cookies dapat dilakukan dengan cara
menjadikan olahan buah sebagai selai, manisan buah terlebih dahulu agar daya
tahan yang dihasilkan bertahan lama. Salah
satu buah yang memiliki cita rasa yang tidak kalah, rasa, manfaat dibandingakan
buah pada umumnya adalah buah cermai
Buah
cermai adalah buah yang tumbuh di daerah yang beriklim tropis. Buah cermai
banyak tumbuh di pekarangan, halaman depan rumah di desa penduduk. Minimnya
pengetahuan masyarakat bahwa buah cermai dapat dimanfaatkan sebagai olahan
produk makanan masih rendah. Padahal buah cermai dapat di manfaatkan sebagai
olahan produk makanan yang tidak kalah dengan buah lainnya contohnya sebagai
manisan cookies.
I.2 TUJUAN
1.
Produk
KUTA I-BAMI diharapkan dapat menjadi camilan yang digemari oleh masyarakat dan
mampu memberikan tambahan gizi yang dibutuhkan, mengingat kandungan tulang ikan
memiliki kalsium, fosfor, dan karbonat
untuk proses pembentukan dan perawatan jaringan rangka tubuh serta
beberapa kegiatan penting dalam tubuh seperti membantu dalam pengaturan
transport ion-ion lainnya.
2.
Membuka peluang usaha baru yang mempunyai prospek bisnis yang bagus
1.3 VISI
Ø Menjadikan gaya hidup produktif melalui
produk camilan dari limbah ikan dengan
bentuk dan rasa yang unik.
1.4 MISI
1. Mengubah pandangan sebagian
masyarakat yang menganggap tulang ikan bandeng hanya sebagai limbah.
2.
Meningkatkan nilai jual produk yang dibuat dari limbah ikan.
3. Menyediakan produk yang praktis,
ekonomis,enak, dan bergizi tinggi.
4. Mendapatkan keuntungan yang
menjanjikan dari bahan dasar dari limbah ikan yang murah dan sering dipandang
sebelah mata menjadi produk yang bernilai tinggi
5. Menciptakan lapangan pekerjaan
1.5 . Struktur Organisasi
Pada
usaha KUTA I-BAMI oranganisai pelaksana sebagai berikut:
- Satu orang manager untuk
memimpin usaha .
b.
Satu orang staf produksi yang bertanggung jawab dalam proses produksi. Staf produksi dibantu oleh 2 orang
pekerja yang bertugas dalam proses produksi KUTA I-BAMI.
c.
Satu orang staf keuangan yang
bertanggung jawab dalam pencatatan keuangan usaha.
BAB II
ASPEK PRODUKSI
2.1. MACAM MACAM PRODUK
Produk
kami adalah “KUTA I-BAMI” cookies
tulang ikan bandeng dengan buah cermai terdiri dari 2 varian yaitu :
Ø KUTA I-BAMI gurih 1 kemasan berisi 6 cookies mini Rp.3000
Ø KUTA I-BAMI sweety 1 kemasan berisi 6
cookies mini Rp.3000
2.2 PROSES PENGOLAHAN
Ø Proses Pembuatan KUTA I-BAMI
1)
Kocok
dengan mixer margarin, gula halus, susu, kuning telur, ,lalu masukkan tepung
terigu,tepung tapioka ,tulang ikan yang sudah di presto kemudian aduk rata.
2)
Bentuk
adonan bulat segempal kemudian di pipihkan.
3)
Cetak
adonan tersebut dengan cetakan ikan.
4)
Tambahkan
manisan buah cermai di atasnya.
5)
Pindahkan
adonan berbentul ikan yang telah di cetak tersebut pada Loyang.
6)
Oleskan
kuning telur di permukaan adonan tersebut sebelum di oven.
7)
Panaskan
oven pada suhu 170˚C.
8)
Panggang
hingga permukaan kue berwarna coklat keemasan.
BAB III
ASPEK PEMASARAN
1. Analisis SWOT
Berikut akan dijelaskan masing-masing aspek dari
Analisis SWOT:
Strength
(Kekuatan)
a) Bentuk
unik
Pada KUTA I-BAMI
bentuk berupa ikan yang berguna untuk
menarik konsumen terutama anak kecil.
b) Harga
Ekonomis
Harga yang
dipasang cukup ekonomis karena hanya dengan Rp.3000 kita dapat membeli 1 produk
KUTA I-BAMI berkalsium dan bergizi
dengan varian gurih dan manis .
c) Praktis.
d) Belum
ada pesaing dalam wujud cookies tulang ikan.
Weaknes ( Kelemahan )
a) Produk
KUTA I-BAMI yang asing di kalangan
konsumen karena terbuat dari olahan tulang ikan bandeng yang identic dengan rasa dan bau yang kurang baik.
Opportunities
(Peluang)
a) Inovaasi
terbaru dalam pasar camilan.
b) Pemasaran
yang mudah di sekolah, dekat kampus, warung.
c) Sebagai
kado , oleh oleh untuk keluarga, sahabat, teman karena cookies dari olahan
tulang ikan bandeng terbilang jarang.
Threats
(Ancaman)
a) Keacuhan
konsumen.
Terkadang
masyarakat kurang tertarik terhadap cemilan yang di buat dari olahan tulang
ikan bandeng karena konsumsi masyarakat
saat ini di kuasai oleh cemilan modern, mempunyai brand, dan dari bahan-bahan
import.
2.MARKETING MIX
Ø PRODUCT
Produk KUTA I-BAMI sebagai kue kering
dapat menjadi cemilan untuk menambah kebutuhan kalsium dan gizi
sehari-hari.Produk dibentuk seunik
mungkin sesuai dengan keinginan
Ø HARGA
Harga dari dua varian berbeda memiliki
harga yang ekonomis dan sama yaitu Rp.3000,-
Ø PROMOSI
Menyebarkan brosur + tes produk pada
awal pemasaran secara langsung atau melalui
internet (jejaring sosial dan website resmi)
Ø LOKASI USAHA
Bertempat strategis di rumah salah satu
anggota yang tidak terpakai yang sudah di
modifikasi
Ø PEMAKAI PRODUK
Anak sekolah ,mahasiswa,karyawan dan
masyarakat lokal ataupun pendatang
Ø DESAIN KEMASAN
Pada produk KUTA I-BAMI dikemas dalam
plastic kemasan yang berlogokan KUTA I-BAMI.
BAB IV
ASPEK
KEUANGAN
Tabel 1. Biaya Variabel
No.
|
Bahan
|
Jumlah
|
Harga Satuan (Rp)
|
Harga Total
(Rp)
|
||
1
|
Tepung
Terigu
|
2kg
|
8.000
|
16.000
|
||
2
|
Tepung
Tapioka
|
0,5 kg
|
6.000
|
3.000
|
||
3
|
Susu
Bubuk
|
2
sachet
|
1.500
|
3.000
|
||
4
|
Tepung
Maizena
|
1
bungkus
|
5.000
|
5.000
|
||
5
|
Gula
Halus
|
1kg
|
11.000
|
11.000
|
||
6
|
Garam
|
1
bungkus
|
1.000
|
1.000
|
||
7
|
Manisan
Buah Cermai
|
2kg
|
5.000
|
10.000
|
||
8
|
Telur
|
0.5kg
|
16.000
|
8.000
|
||
9
|
Margarin
|
2
bungkus
|
5.000
|
10.000
|
||
10
|
Tulang Ikan Bandeng
|
1 kg
|
5.000
|
5000
|
||
Total
|
72.000
|
|||||
Tabel
2. Biaya Tetap
No.
|
Alat
|
Jumlah
|
Harga Satuan
(Rp)
|
Harga
Total
(Rp)
|
1
|
Kompor
Gas
|
1
buah
|
340.000
|
340.000
|
2
|
Hand
Sealer
|
1
buah
|
300.000
|
300.000
|
4
|
Tabung
Gas
|
1
buah
|
187.000
|
187.000
|
5
|
Mixer
|
2
buah
|
300.000
|
600.000
|
6
|
Oven
|
1
buah
|
950.000
|
950.000
|
7
|
Loyang
|
6
buah
|
5.000
|
30.000
|
8
|
Logo
|
150
lembar
|
50.000
|
50.000
|
9
|
Presto
|
1
buah
|
272.000
|
272.000
|
10
|
Cetakan
Cookies Ikan
|
2
bungkus
(berisi
10)
|
5.000
|
10.000
|
Total
|
Rp.2.739
|
Analisis keuangan melibatkan unsur
biaya dan laba. Adapun analisis biaya dalam usaha pembuatan KUTA I-BAMI dapat digambarkan sebagai berikut:
4.1
Penetapan Harga Jual
Pada penentuan harga jual KUTA
I-BAMI, kami melakukan dengan cara menyesuaikan dengan biaya yang telah
dikeluarkan. Harga produk KUTA I-BAMI yang akan dijual dengan harga Rp3.000/bungkus.
4.2
Penetapan dan Keuangan
Dalam satu hari dengan bahan akan
menghasilkan 50
bungkus KUTA I-BAMI. Jika dalam 1 bulan (30
hari) beroperasi secara kontinyu maka akan menghasilkan 1500 bungkus. Setiap satu bungkus KUTA I-BAMI akan dijual dengan harga Rp 3.000.
Dengan demikian pendapatan yang
diperoleh selama satu bulan adalah:
TR
= P x Q
TR
= Rp 3.000
x 1.500 = Rp 4.500.000
Keuntungan
yang diperoleh dalam satu bulan merupakan selisih antara pendapatan dan biaya.
Keuntungan selama satu bulan adalah
π = TR –
TC
π
= Rp4.500.000 – Rp 2.739.000 = Rp 1.761.000
Adapun
keuntungan setiap produksi per hari adalah
π
per hari = π satu bulan : 30
hari = Rp 1.761.000
: 30
= Rp 58.000
4.3
Kelayakan Usaha
Secara sederhana kelayakan usaha
dapat diperkirakan dengan menghitung BEP (Break
Event Poin), ROI (Return of
Investment) dan R/C ratio (Revenue
per Cost).
4.3.1 Break Event Point (BEP)
Kegunaan dari menghitung BEP ini
adalah untuk mengetahui kapan hasil usaha yang dilakukan mencapai titik impas,
artinya perusahaan tidak untung dan juga tidak rugi. Nilai titik impas yang
dihitung yaitu BEP harga dan BEP volume.
a.
BEP harga
BEP harga = Total
biaya = Rp 2.739.000= Rp 1826.000
Produksi 1500
bungkus
Artinya dengan memproduksi 1500
bungkus sebulan, usaha KUTA I-BAMI akan mencapai titik impas jika harga jual
setiap bungkus adalah Rp 1826.000
b.
BEP produksi
BEP produksi = Total
biaya = Rp 2.739.000= 913 bungkus
Harga Rp 3000
Artinya
dengan tingkat harga jual Rp 3000
KUTA
I-BAMI akan mengalami
titik impas ketika berproduksi sebanyak 913 bungkus.
4.3.2 Return of Invesment (ROI)
ROI merupakan analisis untuk
mengetahui efisisensi penggunaan modal untuk mengukur keuntungan usaha dalam
kaitannya dengan investasi yang digunakan. Perhitungan ROI usaha kami sebagai
berikut:
ROI = Hasil penjualan X 100 % =Rp 4.500.000 X 100 % = 164,29
%
Total
biaya produksi Rp2.739.000
Nilai 164,29 % menunjukkan bahwa dengan modal Rp
100,00 yang dikeluarkan akan mendapat keuntungan sebesar Rp 164,29.
4.3.3
Revenue per Cost (R/C)
R/C ratio berguna untuk
mengetahui perbandingan antar besarnya hasil penjualan dengan jumlah biaya yang
dikeluarkan. Rumus yang digunakan dalam menghitung R/C ratio adalah:
R/C = Hasil penjualan = Rp 4.500.000
= 1,642
Biaya produksi Rp 2.739.000
R/C Ratio sebesar 1,642 menunjukkan
bahwa dengan modal Rp 1,00 akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 1,64
BAB V
RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN
Fase
|
Tanggal
|
Kegiatan
|
Perencanaan
|
9 Desember 2014
|
Survey ke lokasi Tulang Ikan Bandeng
|
|
12 s/d Desember 14 2014
|
Pembelian asset
( Alat, bahan )
|
|
15 Desember 2014
|
Pencarian tenaga kerja
|
|
24 Desember 2014
|
Percobaan Resep
|
Pelaksanaan
|
25 Desember 2014
|
Launching Produk Perdana KUTA I-BAMI
|
|
26-28 Desember 2014
|
Promosi
|
Kontrol
|
29 Desember 2014 dan
seterusnya
|
Monitoring
kegiatan penjualan, inovasi menu dan
promosi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar