Selasa, 09 Desember 2014





BISNIS PLAN 




KUTA I-BAMI
(COOKIES TULANG IKAN BANDENG DENGAN BUAH CERMAI)

BIDANG USAHA KULINER


Diusulkan Oleh:
Retno Kumala Anggraini                    135080407113004  – Tahun Angkatan 2013




UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012






1.Judul Program Kewirusahaan :   KUTA I-BAMI (COOKIES TULANG IKAN    BANDENG DENGAN BUAH CERMAI)
2. Bidang Usaha                          :   Kuliner
3. Ketua Pelaksana                      :   Retno Kumala Anggraini
a. Nama Lengkap                        :    Retno Kumala Anggraini
b. NIM                                         :   135080407113004
c. Jurusan                                     :   Agrobisnis Perikanan
d. Fakultas                                   :   Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
e. Tahun Angkatan                       :    2013
f. Nama Perguruan Tinggi            :    Universitas Brawijaya
g. Alamat Rumah                         :    JL. Rondo Kuning  001 RW 001Dusun Gaden , Desa Sukomulyo  Kecamatan Pajarakan, Kab XXXXXX
h. No. Telp.                                 :    083833329XXX
i. Email                                        :    nennie_22@yahoo.co.id

4. Anggota Pelaksana               : 1 Orang.
Kediri,5 Desember2013

Menyetujui
Ketua Jurusan                                                             Ketua Pelaksana


( Riski Agung Lestariadi, S.Pi )                                     ( Retno Kumala Anggraini )
NIP. 19800807 200604 1 002                                                  NIM. 135080407113004







BAB I
RENCANA  BISNIS

I.I. Latar Belakang
Kue kering  adalah istilah yang sering  di gunakan untuk  kue yang bertekstur keras namun renyah yang memiliki kadar air yang sangat rendah karena dibuat dengan cara di oven. Kue kering memiliki daya tahan yang cukup lama, Bahan yang umum digunakan utuk pembuatan kue kering diantaranya tepung beras, tepung ketan, terigu ataupun sagu, Kue kering yang dioven biasanya di sebut cookies.
Namun seiring perkembangan zaman, cookies dapat dimodifikasi dengan limbah .Contoh limbah pada hasil perikanan ialah Tulang ikan .Tulang ikan merupakan komponen yang keras. Hal ini menyebabkan tulang ikan tidak mudah diuraikan oleh dekomposer, sehingga tulang tersebut menjadi limbah. Perlu pengolahan lebih lanjut agar limbah tulang ikan bandeng tidak menjadi sampah yang mencemari lingkungan dan dapat dimanfaatkan secara maksimal. Apalagi nilai gizi pada tulang ikan bandeng sangat banyak karena unsur utama dari tulang ikan adalah kalsium, fosfor, dan karbonat.
Pada modifikasi cookies perlu adanya tambahan buah yang segar serta cocok jika dipadu padankan. Penambahan buah pada cookies dapat dilakukan dengan cara menjadikan olahan buah sebagai selai, manisan buah terlebih dahulu agar daya tahan yang dihasilkan  bertahan lama. Salah satu buah yang memiliki cita rasa yang tidak kalah, rasa, manfaat dibandingakan buah pada umumnya adalah buah cermai
Buah cermai adalah buah yang tumbuh di daerah yang beriklim tropis. Buah cermai banyak tumbuh di pekarangan, halaman depan rumah di desa penduduk. Minimnya pengetahuan masyarakat bahwa buah cermai dapat dimanfaatkan sebagai olahan produk makanan masih rendah. Padahal buah cermai dapat di manfaatkan sebagai olahan produk makanan yang tidak kalah dengan buah lainnya contohnya sebagai manisan cookies.
           

I.2 TUJUAN
1.      Produk KUTA I-BAMI diharapkan dapat menjadi camilan yang digemari oleh masyarakat dan mampu memberikan tambahan gizi yang dibutuhkan, mengingat kandungan tulang ikan memiliki kalsium, fosfor, dan karbonat  untuk proses pembentukan dan perawatan jaringan rangka tubuh serta beberapa kegiatan penting dalam tubuh seperti membantu dalam pengaturan transport ion-ion lainnya.
2.      Membuka peluang usaha baru yang mempunyai prospek bisnis yang bagus

1.3 VISI
Ø  Menjadikan gaya hidup produktif melalui produk camilan dari limbah ikan  dengan bentuk dan rasa yang unik.
 1.4 MISI
1. Mengubah pandangan sebagian masyarakat yang menganggap tulang ikan bandeng hanya sebagai limbah.
                        2. Meningkatkan nilai jual produk yang dibuat dari limbah ikan.
3. Menyediakan produk yang praktis, ekonomis,enak, dan bergizi tinggi.
4. Mendapatkan keuntungan yang menjanjikan dari bahan dasar dari limbah ikan yang murah dan sering dipandang sebelah mata menjadi produk yang bernilai tinggi 
5. Menciptakan lapangan pekerjaan
1.5 . Struktur Organisasi
Pada usaha KUTA I-BAMI oranganisai pelaksana sebagai berikut:
  1. Satu  orang manager untuk memimpin usaha .
b.  Satu orang staf produksi yang bertanggung jawab dalam proses   produksi. Staf produksi dibantu oleh 2 orang pekerja yang bertugas  dalam proses  produksi KUTA I-BAMI.
c. Satu  orang staf keuangan yang bertanggung jawab dalam pencatatan keuangan usaha.
BAB II
ASPEK PRODUKSI


2.1.      MACAM MACAM PRODUK

Produk  kami adalah “KUTA I-BAMI”  cookies tulang ikan bandeng dengan buah cermai terdiri dari 2 varian yaitu  :
Ø  KUTA I-BAMI gurih  1 kemasan berisi 6 cookies mini Rp.3000
Ø  KUTA I-BAMI sweety 1 kemasan berisi 6 cookies mini Rp.3000

2.2 PROSES PENGOLAHAN
Ø  Proses Pembuatan KUTA I-BAMI
1)      Kocok dengan mixer margarin, gula halus, susu, kuning telur, ,lalu masukkan tepung terigu,tepung tapioka ,tulang ikan yang sudah di presto kemudian aduk rata.
2)      Bentuk adonan bulat segempal kemudian di pipihkan.
3)      Cetak adonan tersebut dengan cetakan ikan.
4)      Tambahkan manisan buah cermai di atasnya.
5)      Pindahkan adonan berbentul ikan yang telah di cetak tersebut pada Loyang.
6)      Oleskan kuning telur di permukaan adonan tersebut sebelum di oven.
7)      Panaskan oven pada suhu 170˚C.
8)      Panggang hingga permukaan kue berwarna coklat keemasan.

                                            

BAB III
ASPEK PEMASARAN

1. Analisis SWOT
Berikut akan dijelaskan masing-masing aspek dari Analisis SWOT:
Strength (Kekuatan)
a)      Bentuk unik
Pada KUTA I-BAMI  bentuk berupa ikan yang berguna untuk menarik konsumen terutama anak kecil.
b)      Harga Ekonomis
Harga yang dipasang cukup ekonomis karena hanya dengan Rp.3000 kita dapat membeli 1 produk  KUTA I-BAMI berkalsium dan bergizi dengan varian gurih dan manis .
c)       Praktis.
d)     Belum ada pesaing dalam wujud cookies tulang ikan.
            Weaknes ( Kelemahan )
a)      Produk  KUTA I-BAMI yang asing di kalangan konsumen karena terbuat dari olahan tulang ikan bandeng yang identic  dengan rasa dan bau yang kurang baik.

            Opportunities (Peluang)
a)      Inovaasi terbaru dalam pasar camilan.
b)      Pemasaran yang mudah di sekolah, dekat kampus, warung.
c)      Sebagai kado , oleh oleh untuk keluarga, sahabat, teman karena cookies dari olahan tulang ikan bandeng terbilang jarang.
Threats (Ancaman)
a)      Keacuhan konsumen.
Terkadang masyarakat kurang tertarik terhadap cemilan yang di buat dari olahan tulang ikan bandeng  karena konsumsi masyarakat saat ini di kuasai oleh cemilan modern, mempunyai brand, dan dari bahan-bahan import.




2.MARKETING MIX
Ø  PRODUCT
Produk KUTA I-BAMI sebagai kue kering dapat menjadi cemilan untuk menambah kebutuhan kalsium dan gizi sehari-hari.Produk  dibentuk seunik mungkin sesuai dengan keinginan
Ø  HARGA
Harga dari dua varian berbeda memiliki harga yang ekonomis dan sama yaitu Rp.3000,-
Ø  PROMOSI
Menyebarkan brosur + tes produk pada awal pemasaran  secara langsung atau melalui internet (jejaring sosial dan website resmi)
Ø  LOKASI USAHA
Bertempat strategis di rumah salah satu anggota  yang tidak terpakai yang sudah di modifikasi
Ø  PEMAKAI PRODUK
Anak sekolah ,mahasiswa,karyawan dan masyarakat lokal ataupun pendatang
Ø  DESAIN KEMASAN
Pada produk KUTA I-BAMI dikemas dalam plastic kemasan  yang berlogokan KUTA I-BAMI.








   BAB IV
ASPEK KEUANGAN
Tabel 1. Biaya Variabel
No.
Bahan
Jumlah
Harga Satuan (Rp)
Harga Total
(Rp)
1
Tepung Terigu
 2kg
8.000
16.000
2
Tepung Tapioka
 0,5 kg
6.000
3.000
3
Susu Bubuk
2 sachet
1.500
3.000
4
Tepung Maizena
1 bungkus
5.000
5.000
5
Gula Halus
1kg
11.000
11.000
6
Garam
1 bungkus
1.000
1.000
7
Manisan Buah Cermai
2kg
5.000
10.000
8
Telur
0.5kg
16.000
8.000
9
Margarin
2 bungkus
5.000
10.000
10
Tulang Ikan  Bandeng
1 kg
5.000
5000
Total
72.000

Tabel 2. Biaya Tetap
No.
Alat
Jumlah
Harga Satuan
(Rp)
Harga Total
(Rp)
1
Kompor Gas
1 buah
340.000
340.000
2
Hand Sealer
1 buah
300.000
300.000
4
Tabung Gas
1 buah
187.000
187.000
5
Mixer
2 buah
300.000
600.000
6
Oven
1 buah
950.000
950.000
7
Loyang
6 buah
5.000
30.000
8
Logo
150 lembar
50.000
50.000
9
Presto
1 buah
272.000
272.000
10
Cetakan Cookies Ikan
2 bungkus
(berisi 10)
5.000
10.000
Total
Rp.2.739

            Analisis keuangan melibatkan unsur biaya dan laba. Adapun analisis biaya dalam usaha pembuatan  KUTA I-BAMI dapat digambarkan sebagai berikut:
            4.1 Penetapan Harga Jual
            Pada penentuan harga jual KUTA I-BAMI, kami melakukan dengan cara menyesuaikan dengan biaya yang telah dikeluarkan. Harga produk KUTA I-BAMI yang akan dijual dengan harga Rp3.000/bungkus.
            4.2 Penetapan dan Keuangan
            Dalam satu hari dengan bahan akan menghasilkan 50 bungkus KUTA I-BAMI. Jika dalam 1 bulan (30 hari) beroperasi secara kontinyu maka akan menghasilkan 1500 bungkus. Setiap satu bungkus KUTA I-BAMI akan dijual dengan harga Rp 3.000.
            Dengan demikian pendapatan yang diperoleh selama satu bulan adalah:
TR = P x Q
TR = Rp 3.000 x 1.500 = Rp 4.500.000
Keuntungan yang diperoleh dalam satu bulan merupakan selisih antara pendapatan dan biaya. Keuntungan selama satu bulan adalah
π  =  TR – TC
π = Rp4.500.000 – Rp 2.739.000 = Rp 1.761.000
Adapun keuntungan setiap produksi per hari adalah
π per hari = π satu bulan : 30 hari = Rp 1.761.000 : 30 = Rp 58.000
            4.3 Kelayakan Usaha
            Secara sederhana kelayakan usaha dapat diperkirakan dengan menghitung BEP (Break Event Poin), ROI (Return of Investment) dan R/C ratio (Revenue per Cost).
            4.3.1 Break Event Point (BEP)
            Kegunaan dari menghitung BEP ini adalah untuk mengetahui kapan hasil usaha yang dilakukan mencapai titik impas, artinya perusahaan tidak untung dan juga tidak rugi. Nilai titik impas yang dihitung yaitu BEP harga  dan BEP volume.
a.       BEP harga
BEP harga = Total biaya = Rp 2.739.000= Rp 1826.000
                        Produksi         1500 bungkus
           
            Artinya dengan memproduksi 1500 bungkus sebulan, usaha KUTA I-BAMI akan mencapai titik impas jika harga jual setiap bungkus adalah Rp 1826.000
b.      BEP produksi
BEP produksi = Total biaya = Rp 2.739.000= 913 bungkus
                              Harga            Rp 3000
Artinya dengan tingkat harga jual Rp 3000 KUTA I-BAMI akan mengalami titik impas ketika berproduksi sebanyak 913 bungkus.
            4.3.2 Return of Invesment (ROI)
            ROI merupakan analisis untuk mengetahui efisisensi penggunaan modal untuk mengukur keuntungan usaha dalam kaitannya dengan investasi yang digunakan. Perhitungan ROI usaha kami sebagai berikut:
ROI =    Hasil penjualan       X 100 % =Rp 4.500.000  X 100 % = 164,29 %
            Total biaya produksi                    Rp2.739.000
Nilai 164,29 % menunjukkan bahwa dengan modal Rp 100,00 yang dikeluarkan akan mendapat keuntungan sebesar Rp 164,29.
            4.3.3 Revenue per Cost (R/C)
            R/C ratio berguna untuk mengetahui perbandingan antar besarnya hasil penjualan dengan jumlah biaya yang dikeluarkan. Rumus yang digunakan dalam menghitung R/C ratio adalah:
R/C = Hasil penjualan = Rp 4.500.000   = 1,642
           Biaya produksi   Rp 2.739.000
R/C Ratio sebesar 1,642 menunjukkan bahwa dengan modal Rp 1,00 akan mendapatkan penerimaan sebesar Rp 1,64


BAB V
RENCANA DAN JADWAL KEGIATAN

Fase
Tanggal
Kegiatan
Perencanaan
9 Desember 2014
Survey ke lokasi Tulang Ikan Bandeng

12 s/d Desember 14 2014
Pembelian asset
( Alat, bahan )

15   Desember 2014
Pencarian tenaga kerja

24 Desember 2014
Percobaan Resep
Pelaksanaan
25 Desember 2014
Launching Produk Perdana KUTA I-BAMI

26-28 Desember 2014
Promosi
Kontrol
29 Desember 2014  dan seterusnya
Monitoring kegiatan penjualan, inovasi  menu dan promosi


                                                                                                        


Tidak ada komentar:

Posting Komentar